SELAMAT DATANG, SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR ANDA

Selasa, 31 Januari 2017

ANDI HAPIDAH, S.Pd.I., MA



PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN


ANDI HAPIDAH
Dosen STAI Al-Ghazali Bone

Abstrak: Perilaku disiplin merupakan sikap yang diperlukan oleh seseorang dalam menjalani aktifitasnya. Dalam kerangka penegakan disiplin   selain dapat memberikan contoh langsung kepada anak didik, guru dapat juga memberi makna disiplin yang sesungguhnya. Kewajiban sebagai pengajar dituntut memiliki kedisiplinan yang tinggi untuk menunjang aktifitas proses pembelajaran. Kemampuan memahami aturan dan melaksanakan aturan dengan baik dalam proses belajar mengajar di kelas sangat membantu membelajarkan siswa ke arah yang lebih baik. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh guru dalam membangun tradisi disiplin, yaitu; mengingat manfaat disiplin,  mengingat tanggung jawab, dan pandai mengatur waktu. Efektifitas pembelajaran bisa terganggu apabila seorang guru tidak menerapkan macam-macam bentuk disiplin seperti berikut ini: 1. Disiplin waktu, 2. Disiplin menegakkan aturan, 3. Disiplin sikap, 4. Disiplin dalam beribadah. Guru patut menerapkan disiplin karena merupakan simbol konsistensi dan komitmen dalam menjalankan tugas dan kewajibannya secara maksimal.

Key Word: Disiplin Guru, Efektivitas Pembelajaran

A.  PENDAHULUAN                                                                                   
Terbentuknya kualitas peserta didik tidak terlepas dari peran guru sebagai pendidik. Dengan sendirinya mau tidak mau, guru merupakan tempat bergantung yang membutuhkan kekokohan peran, di samping menjadi teladan yang senantiasa menjadi cermin kehidupan. Guru adalah pendidik. Dalam fungsi ini guru dituntut secara moral mampu mengarahkan anak didiknya untuk berperilaku sesuai dengan norma dan etika yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Untuk mendidik peserta didik lebih beretika dan bermoral bisa melalui keteladanan seorang guru dalam setiap perilakunya. Karena anak didik tidak sekedar diberi pemahaman mengenai moralitas atau budi pekerti, tetapi bagaimana pendidikan moralitas itu dapat diendapkan dalam setiap proses pendidikan apapun dan di manapun. Memang, harus diakui bahwa tidak ada metode pendidikan moral yang lebih baik selain guru sendiri menjadi bagian dan contoh hidup dari apa yang diajarkan.Inti dari pendidikan moral sebenarnya menyangkut tentang bagaimana hidup sebagai manusia yang bermoral dan beradab. Idealnya, guru harus bisa menjadikan proses transfer pengetahuan tentang moral, menjadi lebih hidup. Itu sebabnya, guru harus memfungsikan diri menjadi contoh hidup dari pelajaran yang diberikan dikelas. Sebab seorang guru baik ucapan maupun tindakannya, akan menjadi “kiblat” bagi anak didiknya. Al-Ghazali pernah berkata, “Sesungguhnya perumpamaan pembimbing (pendidik) dengan orang yang dibimbingnya (muridnya) bagaikan ukiran dengan tanah liat, atau bayangan dengan tongkat. Bagaimana mungkin tanah liat dapat diukir, dan bagaimana mungkin bayangan akan lurus sekirannya tongkatnya bengkok”.[1] Salah satu faktor yang paling mendasar dalam membina siswa melalui proses keteladanan adalah faktor kedisiplinan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Dari hasil pengamatan sehari-hari ternyata guru yang disenangi oleh siswa adalah guru yang berdisiplin. Artinya ia tertib dalam melaksanakan segala aturan yang berlaku dan mampu mendiplinkan siswa.                                                                                     B. PEMBAHASAN                                                                                                          
1.  Konsep Kedisiplinan.                                                                                                    
Faktor kedisiplinan di negara ini masih menjadi hal yang dianggap remeh bagi sebagaian orang khususnya oleh pendidik. Padahal, disiplin adalah salah satu syarat mutlak untuk sukses menggapai cita-cita dalam dunia pendidikan. Tanpa kedisiplinan yang tinggi, kualitas pendidikan akan kalah dari bangsa-bangsa lain yang menerapkan disiplin yang tinggi, seperti Jepang, Cina, Malaysia, Amerika, Australia.Berjalannya keteraturan dalam setiap pekerjaan merupakan salah satu hasil dariproses disiplin. Bayangkan kalau salah satu unsur tidak berjalan dengan waktunya yang tepat, maka unsur yang lain akan mengalami gangguan sistem. Begitu juga dengan perjalanan hidup manusia yang tidak mempunyai kedisiplinan. Istilah disiplin berasal dari bahasa Inggris ‘discipline” yang mengandung beberapa arti. Diantaranya ialah pengendalian diri, membentuk karakter yang bermoral, memperbaiki dengan sanksi, serta kumpulan beberapa tata tertib untuk mengatur tingkah laku.[2] Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang.[3] Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah ketaatan pada suatu aturan yang dilakukan secara sadar tanpa adanya dorongan  paksaan pihak lain atau tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Tujuan disiplin yaitu agar kegiatan sekolah dapat berlangsung secara efektif dalam suasana tenang, tenteram dan setiap guru beserta karyawan dalam organisasi sekolah merasa puas karena terpenuhi kebutuhannya. Dapat dipahami bahwa tujuan disiplin sesuai dengan penjelasan di atas adalah untuk membentuk tingkah laku sesuai dengan yang sudah ditetapkan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan diharapkan. Terkait hal tersebut, sekolah yang punya tata tertib jelas bermaksud mendisiplinkan guru dan siswa untuk mencapai prestasi yang lebih baik dalam pembelajaran. Walaupun disiplin mempunyai tujuan yang penting, namun dalam penerapannya, disiplin memiliki beberapa konsep, yaitu konsep disiplin yang otoriter, disiplin permisif, dan disiplin demokratis. Disiplin otoriter adalah konsep disiplin yang memaksa orang-orang yang berada di lingkungan tersebut untuk mengikuti sesuatu yang sudah ditetapkan. Tindakan yang melanggar aturan atau mempertanyakan aturan akan mendapatkan sanksi dari pihak yang berwenang. Disiplin permisif adalah membiarkan orang-orang bertindak bebas dan sesuka hati tanpa ada aturan yang mengikat.Nilai-nilai dan norma-norma diciptakan sendiri. Akibatnya bisa terjadi benturan nilai antara satu sama lain. Dalam hal ini norma-norma yang universal cenderung untuk dilanggar. Disiplin demokratis adalah sebuah usaha mendisiplinkan diri berdasarkan kesadaran diri atau tanpa paksaan dari pihak luar. Disiplin demokratis cenderung memihak pada kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.[4] Melalui pemahaman terhadap beberapa konsep disiplin tersebut, dapat dilihat implementasi aturan yang dipakai di beberapa sekolah sebagai tempat terjadinya proses belajar-mengajar. Pada umumnya, salah satu faktor yang menyebabkan tidak efektifnya aturan yang dipakai untuk mendisplinkan para guru ialah implementasi yang tidak menggunakan konsep paling tepat sesuai dengan perkembangan zaman. Aturan apapun yang diterapkan untuk mendisiplinkan guru dan siswa, tetapi dalam pelaksanaanya tidak disertai dengan pengawalan atau lemahnya kontrol, maka sulit untuk menciptakan iklim sekolah yang disiplin.  Sementara itu alangkah tidak adilnya jika suatu lembaga pendidikan hanya membuat aturan khusus bagi siswanya sedangkan guru tidak ada aturan untuk mendisiplinkan diri dalam melaksanakan tugas mengajar. Akibatnya guru yang tidak disiplin akan memberi contoh kepada siswa untuk tidak bersikap disiplin juga. Jadi sebelum sekolah menerapkan aturan untuk mendisiplinkan siswa, terlebih dahulu guru harus dibuatkan aturan dan mendisiplinkan diri dengan adanya aturan tersebut.         
2. Pengaruh Disiplin Guru Terhadap Efektivitas Pembelajaran                         
Membangun kesadaran hidup disiplin patut dilakukan oleh semua pihak. Guru sebagai figur teladan siswa harus memberikan contoh yang baik dalam penegakan disiplin ini. Kedisiplinan sangat perlu dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing siswa. Disiplin yang tinggi akan mampu membangun kinerja yang profesional sebab dengan pemahaman disiplin yang baik, guru mampu mencermati aturan-aturan dalam melaksanakan proses belajar-mengajar. Kemampuan guru dalam memahami aturan dan melaksanakan aturan yang tepat dalam proses belajar-mengajar di kelas sangat membantu upaya membelajarkan siswa ke arah yang lebih baik. Kedisiplinan bagi para guru merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.                                               Mempunyai karakter dan pola hidup disiplin memang tidak mudah, namun, karena disiplin adalah salah satu syarat menggapai kesuksesan hidup, maka harus berlatih secara maksimal dan intensif menjadi orang disiplin. Begitu pula bagi seorang guru. Untuk membangun tradisi disiplin yang kuat, ada beberapa hal yang dilakukan, yaitu, selalu mengingat manfaat disiplin. Sebagai seorang guru, disiplin sangat besar manfaatnya, antara lain pembelajaran dapat berjalan secara efektif, baik dan memuaskan. Hal lain yang perlu pula diperhatikan adalah, selalu mengingat tanggung jawab. Seorang guru harus terus mengingat tugas dan tanggung jawabnya yang besar di hadapan Allah, negara, orang tua siswa dan kepada anak didik. Sebagai pemegang amanah ia tidak boleh menyepelekan tanggung jawab tersebut. Dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut diperlukan kedisiplinan. Pandai mengatur waktu, merupakan hal penting bagi seorang guru. Disiplin  melaksanakan kegiatan membutuhkan kemampuan mengatur waktu dengan baik. Di sini guru dituntut untuk memanejemen waktu tersebut agar apa yang dilakukan tidak sia-sia. Hal-hal yang tidak bermanfaat, misalnya begadang malam dan sejenisnya, seharusnya ditinggalkan, agar agenda yang telah disusun dapat berjalan dengan baik. Agama sudah memberikan pelajaran kepada kita bahwa sesuatu yang tidak ada manfaatnya harus ditinggalkan. Ucapan, tindakan, dan segala aspek terjang seorang guru harus membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Berlatih dengan mendisiplinkan diri adalah merupakan sebuah proses membudayakan produktiitas tinggi.                                                                                        Aspek  yang akan lebih meneguhkan tertanamnya budaya disiplin dalam diri seorang guru untuk menegakkan wibawa dan keteladanan serta menunjang pembelajaran adalah konsistensi, atau dalam bahasa agama adalah istiqamah. Guru yang mengerti akan arti disiplin akan senantiasa menerapkannya dalam setiap interaksi pembelajaran.                                                                                                  
Kegiatan pembelajaran dalam kerangka mengembangkan budaya disiplin,  sebagai konsep mengajar dapat dilakukan guru dengan mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, sehingga peserta didik mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka.                                                                                                                     
Ada beberapa bentuk disiplin sebagai seorang guru yang bisa mempengaruhi efektivitas pembelajaran, yaitu:
a.      Disiplin Waktu                                                                                             
Disiplin waktu menjadi sorotan utama bagi seorang guru. Waktu masuk mengajar biasanya menjadi parameter utama kedisiplinan guru. Masuk dalam kelas pas bel berbunyi berarti termasuk guru disiplin, sedangkan masuk sebelum ataupun lama setelah bel berbunyi masuk kategori guru tidak disiplin. Seorang guru datang terlebih dahulu sebelum waktunya mengajar akan berdampak kepada siswa-siswanya. Mereka akan datang lebih dahulu sebelum gurunya datang karena takut terlambat. Karena itu, jangan menyepelekan disiplin waktu ini. Kapan masuk mengajar dan keluar mengajar harus sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan agar tidak mengganggu jam guru lain.
b.      Disiplin Menegakkan Aturan.
Disiplin menegakkan aturan sangat berpengaruh terhadap kewibawaan guru. Model pemberian sanksi yang diskriminatif harus ditinggalkan. Siswa sekarang ini cerdas dan kritis, sehingga kalau diperlukan semena-mena dan pilih kasih, mereka akan memakai cara mereka sendiri untuk menjatuhkan harga diri guru. Oleh karena itu pilih kasih dalam memberikan saksi sangat dibenci dalam agama.
c.       Disiplin Sikap
Mengontrol perbuatan diri sendiri menjadi starting point untuk menata perilaku orang lain. Misalnya, untuk tidak marah, tergesa-gesa, dan gegabah dalam bertindak. Dalam melaksanakan disiplin sikap ini, seorang guru tidak boleh mudah tersinggung dan cepat menghakimi orang lain hanya karena persoalan sepele.
d.      Disiplin dalam Beribadah.
Menjalankan ajaran agama juga menjadi parameter utama dalam kehidupan ini. Sebagai seorang guru, menjalankan ibadah adalah hal yang sangat penting. Oleh karena itu, kedisiplinan guru dalam menjalankan agama akan berpengaruh terhadap pemahaman dan pengamalan murid terhadap agamanya.[5]                                                                                     
Dari beberapa bentuk disiplin yang telah di uraikan di atas, seorang guru bisa memahami bahwa dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, faktor kedisiplinan yang baik bisa memperlancar pekerjaan khususnya dalam hal pembelajaran. Kedisiplinan menjadi suatu keniscayaan bagi guru untuk melahirkan siswa-siawa yang cerdas dan berprestasi.                                                                                                      Kalau selama ini kita menganggap disiplin adalah perilaku yang kaku, tidak fleksibel, dan menyalahi kebebasan, maka paradigma berpikir seperti itu harus diubah karena prestasi sulit lahir dari orang yang malas, suka terlambat, tidak mempunyai semangat dan etos kerja yang tinggi.       
 C.  KESIMPULAN                                                                                                              
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.     Faktor kedisiplinan merupakan salah satu syarat untuk sukses menggapai cita-cita dalam dunia pendidikan. Disiplin adalah ketaatan pada suatu aturan yang dilakukan secara sadar tanpa adanya dorongan paksaan pihak lain atau tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Dalam penerapannya disiplin mempunyai beberapa konsep, yaitu: disiplin otoriter, disiplin permisif dan disiplin demokratis.
2.    Guru adalah figur teladan yang baik bagi anak didiknya, sepatutnya memberikan contoh yang baik dalam menegakkan disiplin. Kemampuan seorang guru dalam memahami dan melaksanakan aturan dalam proses pembelajaran di kelas akan membantu upaya membelajarkan siswa ke arah yang lebih baik. Pembelajaran dapat berjalan secara efektif apabila guru mempraktekkan arti disiplin sesungguhnya.

DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’mur. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif, Jogyakarta: Diva Press, 2011
Arif Rahman, Masykur. Kesalahan-Kesalahan Guru Saat Mengajar. Jogyakarta:    Laksana, 2013.
Hasan Sulaeman, Fathiyah. Alam Pikiran AL-Ghazali Mengenai Pendidikan Ilmu, Bandung: CV Diponegoro, 1986
Ondi Saondi, Aris Suherman. Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT Refika Aditama,        2010.                                                                                                                      
Tu’u, Tulus. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2004.
                                               


[1]Fathiyah Hasan Sulaiman, Alam Pikiran al-Ghazali Mengenai Pendidikan dan Ilmu, (Bandung: CV. Diponegoro, 1986), h. 56.               
[2] Masykur Arif Rahman, Kesalahan-Kesalahan Guru Saat Mengajar, (Jogjakarta: Laksana, 2013), h. 64

[3] Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), h. 40
[4] Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2004), h. 31.
[5] Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), h. 94-95.

0 komentar:

Posting Komentar