PENGORGANISASIAN
Oleh: Hj. Jumriani
Mahasiswa Semester VII PAI
BAB
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengorganisasian merupakan suatu
proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur, serta
membagi tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan
organisasi dapat dicapai dengan efisien. Manusia merupakan unsur terpenting
dalam pengorganisasian karena manusia terdapat di dalam tugas-tugas yang saling
berhubungan.
Sturktur organisasi dapat
didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi
dikelola. Sturktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola
tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi atau orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda
dalam organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja,
standarlisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan
keputusan atau besaran satuan kerja.
Pengorganisasian dalam konteks
perubahan social menjadi titik strategis yang harus menjadi perhatian dengan
seksama. Keberhasilan mencapai titik perubahan akan sangat ditentukan oleh
pengorganisasian. Tanpa suatu pengorganisasian yang kuat, memadai dan
sistematis maka perubahan social hanya akan bergantung pada niat baik
kekuasaan, pasar politik atau situasi lain yang tidak pasti. Satu-satunya
faktor yang menentukan bahwa sebuah gerakan akan tetap berjalan pada relnya dan
dapat mencapai tujuannya adalah pengorganisasian yang dipandu oleh kepemimpinan
dan garis politik yang memihak kepada rakyat.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang
disebutkan di atas, maka disusunlah beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa definisi dari Pengorganisasian?
2.
Komponen-komponen apa saja yang termasuk dalam Pengorganisasian?
3.
Bagaimana proses sebuah Pengorganisasian?
C.
Tujuan Pembahasan Makalah
Dari rumusan masalah yang
disebutkan di atas, maka disusunlah tujuan pembahasan makalah sebagai berikut:
1.
Datap menyebutkan definisi dari Pengorganisasian?
2.
Dapat mengetahui komponen-komponen apa saja yang termasuk dalam
Pengorganisasian?
3.
Dapat menjelaskan bagaimana proses sebuah Pengorganisasian.
BAB
II. PEMBAHASAN
A.
Definisi Pengorganisasian
1.
Pengertian Organisasi
Istilah organisasi memiliki dua
arti umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu
pada perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan
olahraga. Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu
dari fungsi manajemen.
Menurut Prof. Dr. Sondang P.
Siagian: Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih
yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapain tujuan
yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau sekelompok
orang yang disebut bawahan.[1]
Sedangkan dalam arti umum
organisasi merupakan sekumpulan/sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara
formal dipersatukan untuk bekejasama dengan pembagian atau alokasi tugas dan
tanggung jawab tertentu dalam system koordinasi, kooperatif, dorongan-dorongan,
dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah
ditetapkan.
2.
Pengertian Pengorganisasian
Drs. H. Melayu S.P. Hasibuan:
Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan
bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,menempatkan
orang-orang pada setiap aktifitas ini,menyediakan alat-alat yang diperlukan,
menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu
yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.[2]
Sedangkan dalam arti umum
pengorganisasian adalah langkah untuk merancang struktur formal, menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas
pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh oleh pemimpin kepada staf dalam
rangka mencapai tuuan organisasi dalam efisiesi.
Pengorganisasian (organizing)
merupakan suatu cara pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan di antara
para anggota organisasi sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien
(Stoner, 1996). Sedangkan Hani Handoko (1999) memberikan pengertian
pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai
dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki, dan lingkungan yang
melingkupinya.
Menurut Syani, secara metodologis pengorganisasian
adalah suatu cara manajerial yang berhubungan dengan usaha-usaha kelompok untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan pembagian kerja. Dalam
usaha-usaha ini para anggota kelompok melaksanakan pekerjaannya disertai pengetahuan
dan metode ilmiah berdasarkan perspektif umum yang perlu memelihara dan menjaga
yang relevansi responsive dengan tujuan organisasi. Fungsi perngorganisasian
adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik
lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan
serta menggapai tujuan perusahaan.
B.
Komponen Pengorganisasian
Secara sederhana organisasi
memiliki tiga unsur atau komponen, yaitu orang,kerjasama, dan tujuan bersama.
Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling
kait atau saling berhubungan sehingga merupakan sesuatu kesatuan yang utuh.
Adapun unsur-unsur organisasian secara terperinci adalah:
1.
Man (orang-orang)
Dalam
kehidupan organisasi atau ketata lambangan sering disebut dengan istilah
pegawai atau personel,pegawai atau personel terdiri dari semua anggota atau
warga organisasi.yang menurut fungsi dan tingktannya terdiri dari unsur-unsur (administator) sebagai unsur pemipin
tertinggi dalam organisasi, psrs menejer yang memimpin suatu umit satuan kerja
sesuai dengan fungsinya masing-masing danpara pekerja (non management/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi (man power)
organisasi.
2.
Kerjasama
Kerjasama
merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan
secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.oleh karna itu, semua anggota
atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administator,
manajer,dan pekerja (workers) secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi
(man power) organisasi.
3.
Tujuan
Tujuan
merupakan arah atau sasaran yang dicapain. Tujuan menggambarkan tntang apa yang
dicapai atauyang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang
harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tetang apa yang harus dicapai
melalui prosedur, program, pola (network),
kebijaksanaan (policy). Strategi,
anggaran (hudgeting), dan
peraturan-peraturan (regulation) yang
telah ditetapkan.
4.
Peralatan (equipment)
Peralatan
merupakan unsur yang keempat yaitu peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materai,
mesin-mesin, uang, dan modal lainnya (tanah,gedung/bangunan/kantor).
5.
Lingkungan (environment)
Faktor
lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan tknologi. Yang
termasuk dalam unsur lingkungan:
a. Kondisi atau situasi, yang
secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh terhadap daya gerak
kehidupan organisasian, karna kondisi atau situasi akan selalu mengalami
perubahan.
b. Tempat atau lokasi, sangat
erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan transportasi yang harus
dilakukan oleh organisasi.
c. Wilayah oprasi yang
dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah operasi dibedakan menjadi:
1)
Wilayah kegiatan yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa
saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.
2)
Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial,
menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.
3)
Wilayah personil, menyangkut semua phak (orang-orang,badan-badan) yang
mempunyai hubungan dankepentingan dengan organisasi.
4)
Wilayah kewewenangangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan,
persoalan, kewajiban tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan yang harus
dilakukan dalam batas-batas ditetapapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang beralku.
5)
Kekayaan alam, yang termasuk dalam kekayan alam ini misalnya keadaan
iklim,udara, air, cuaca (geografis,hidrografi,geologi,klimatologi), flora dan
fauna.
C.
Proses Pengorganisasian
Proses pengorganisasian dapat
ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur berikut ini:
1)
Pemerinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan organisasi.
2)
Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara
logika dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak
terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga
ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu.
3)
Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan
pekerjaan para anggota organisasi menjadi satu-kesatuan yang terpadu dan
harmonis. Mekanisme pengkoordinasi ini akan membuat para anggota organisasi
menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak-efisienan
dan konflik-konflik yang merusak.
Pelaksanaan proses pengorganisasian
yang sukses, akan membuat suatu organisasi dapat mencapai tujuannnya. Proses
ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting
organisasi dan pengorganisasian, yaitu:
a)
Pembagian kerja
b)
Departementalisasi (Departementasi)
c)
Bagan organisasi formal
d) Rantai perintah dan
kesatuan perintah
e)
Tingkat-tingkat hirarki manajemen
f)
Saluran komunikasi
g)
Penggunaan komite
h)
Rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak dapat
dihindarkan.
Pada dasarnya kegiatan pengorganisasian sebagai proses
dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) langkah pokok sebagaimana telah
dikemukakan sebelumnya. Namun
untuk kepentingan operasional bisa dikembangkan lagi lebih terperinci, yakni :
1)
Penentuan tujuan
2)
Perumusan tugas pokok
3)
Perincian kegiatan.
4)
Perincian fungsi.
5)
Pengelompokan fungsi ke dalam seksi-seksi yang lebih spesifik.
6)
Pengadaan staf (staffing).
7)
Penyusunan prosedur dan tata kerja.
8)
Penetapan pola hubungan kerja.
9)
Penyediaan sarana/perlengkapan.
10) Perwujudan program.
1.
Penentuan Tujuan
Tujuan merupakan dasar bagi
penyusunan organisasi. Melalui tujuan, dapat diperkirakan tentang tipe,
susunan, corak maupun ukuran besar kecilnya organisasi. Oleh sebab itu para
anggota hendaknya lebih dulu merumuskan tujuan-tujuan organisasi secara jelas,
lengkap dan rasional. Tujuan-tujuan itu diambil dari rumusan yang telah dibuat
pada tahap perencanaan, yakni antara lain memuat tentang hal-hal apa, mengapa,
dan bagaimana kegiatan organisasi itu dilaksanakan.
2.
Perumusan Tugas Pokok
Untuk mencapai suatu tujuan
organisasi memiliki sejumlah tugas pokok (misi) yang harus dijalankan secara
sistematis. Segenap tugas pokok yang dirumuskan harus diorientasikan pada
uasaha pencapaian tujuan, dan disesuaikan pada batas kemampuan, waktu dan
fasilitas yang tersedia. Prinsip ini perlu dipegang agar tugas pokok (misi)
yang diemban itu dapat direalisasikan secara efektif dan efisien (Newton,
2006).
3.
Perincian Kegiatan
Setelah tugas pokok dirumuskan,
perlu diperinci lagi menjadi sejumlah kegiatan praktis/operasional, yang dapat
mendukung pelaksan¬aan misi dan tugas pokok organisasi. Untuk memperoleh suatu
rumusan yang memenuhi syarat, para anggota organisasi harus berusaha menjawab
pertanyaan: “Kegiatan-kegiatan apa saja yang perlu dilaksanakan dalam rangka
4.
Perincian fungsi
Fungsi kerja adalah melakukan
pekerjaan sesuai dengan jabatannya. Setiap jabatan dalam organisasi panitia
mempunyai fungsi kerja yang berbeda, sesuai dengan bidangnya. Namun dapat
diketahui bahwa dalam organisasi perlu ada kerja sama. Kerja sama ini dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung.
Fungsi menunjukkan makna dari
pekerjaan yang telah dan akan dilakukan.Dalam organisasi fungsi kerja benar -benar
sangat diperlukan. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan dalam suatu
kegiatan atau tujuan organisasi.
5.
Pengelompokan fungsi ke dalam seksi-seksi
Pengelompokkan fungsi ke dalam seksi-seksi yang lebih
khusus Istilah lain dari langkah kelima ini adalah “departementasi”, sebagai
proses penerapan fungsi-fungsi menjadi unit-unit kecil organisasi sesuai
prinsip-prinsip organisasi yang telah dikemukakan sebelumnya.
Satuan-satuan organisasi yang dimaksud dapat terdiri dari:
biro, bagian, seksi, bidang, divisi, dan sebagainya. Proses diferensiasi
menurut unit-unit yang lebih kecil ini dapat dilakukan secara horizontal dan
vertikal. Yang pertama didasarkan pada penyebaran fungsi secara definitif,
tanpa membedakan hierarki struktural. Sedangkan yang kedua (vertikal)
penyebaran fungsi itu di samping secara spesifik, juga dilihat hierarki
strukturalnya secara linear dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Secara horizontal misalnya dapat dilihat adanya
pengelompokan fungsi pendidikan dan pengajaran ke dalam bidang pengajaran, dan
secara vertikal biasanya dipimpin oleh wakil kepala sekolah yang mengurusi
bidang pengajaran sebagaimana tergambar pada bagan struktur organisasi SMK.
Contoh lain, dalam diferensiasi fungsi administrasi perlengkapan dijelmakan
menjadi unit satuan organisasi perlengkapan. Secara vertikal unit perlengkapan
ini dipimpin oleh Wakil Kepala Sekolah urusan sarana dan prasarana, yang
bertanggung jawab langsung pada kepala sekolah.
6.
Pengadaan staf (Staffing).
Secara filosofis, manusia merupakan unsur terpenting dalam
suatu organisasi. Tanpa manusia, tak mungkin organisasi lahir. Organisasi yang
terbentuk dari kelompok/kerja sama, mempersyaratkan adanya dua orang manusia
atau lebih yang secara sadar bersatu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sedangkan unsur-unsur lainnya yang memiliki suatu organisasi,
seperti uang, materi, mesin-mesin, waktu, dan sebagainya, hanya dapat memberi manfaat jika manusia
yang ada dalam organisasi itu menjadi pembangun, dan bukan sebaliknya.
Dengan kata lain, manusia sebenarnya bisa menjadi faktor
penunjang dan bisa pula sebagai penghalang bagi kelangsungan organisasi.
Bagaimana memperoleh tenaga atau manusia organisasi yang konstruktif itu?
adalah merupakan sebuah pertanyaan yang perlu di jawab melalui kegiatan
pengadaan orang atau anggota organisasi, sesuai dengan prinsip administrasi dan
manajemen. Pengadaan tenaga mencakup kegiatan-kegiatan berikut:
a)
Perencanaan
ketenagaan,
b)
Penarikan
tenaga yang dibutuhkan,
c)
Seleksi
ketenagaan untuk menentukan mana yang paling sesuai dengan kebutuhanorganisasi
atau punya kualifikasi.
d)
Penempatan
tenaga,
e)
Pelaksanaan
kompensasi seperti: pemberian upah, balas jasa, jaminan sosial sesuaidengan
kadar karya tenaga yang bersangkutan.
f)
Pembinaan
tenaga melalui pendidikan dan latihan-latihan.
g)
Pemberhentian.
Prinsip pokok yang perlu dipegang dalam proses pengadaan
staf organisasi adalah: penempatan orang yang tepat, sesuai dengan kemampuan,
minat dan kesukaan masing-masing terhadap tugas-tugas yang akan dihadapi.
Ungkapan yang sering digunakan untuk mewakili prinsip ini adalah: “the right man on the right place”. Hal
ini perlu diwujudkan dalam usaha memperoleh tenaga secara selektif, guna
mengisi segenap formasi yang tersedia dalam satuan organisasi. Seleksi dan
penempatan personel itu diorientasikan pada dua buah aspek kegiatan, yakni
teknis dan manajerial. Semakin tinggi kedudukan yang ditetapkan bagi seseorang,
maka semakin besar pula keterampilan manajerial yang dibutuhkannya. Sebaliknya,
semakin rendah posisi tenaga yang bersangkutan, maka ia semakin memerlukan
lebih banyak keterampilan teknis.
7.
Penyusunan prosedur dan tata kerja.
Prosedur kerja adalah suatu rangkaian dari tata kerja yang
saling berhubungan satu dengan yang lain dimana terlihat adanya suatu urutan
tahap demi tahap dan jalan yang harus ditempuh dalam rangka menyelesaikan suatu
bidang tugas.
Tata kerja adalah suatu cara dalam pelaksanaan suatu tugas
atau pekerjaan dengan mengingat segi-segi tujuan, peralatan, fasilitas, tenaga
kerja, waktu, ruang dan biaya yang tersedia seefisien mungkin.
8.
Penetapan pola hubungan kerja.
Dalam organisasi formal dapat kita bedakan dua macam
manajer sebagai pemimpin, pertama yang mengepalai keseluruhan organisasi; kedua
yang mengepalai satu bagian atau satu unit dari organisasi. Pemimpin yang
mengepalai seluruh organisasi adalah manajer puncak (direktur utama, direktur,
general manajer). Ia juga dapat merupakan seorang wirausaha (entrepreneure), seseorang yang memulai
dan memiliki usahanya sendiri, yang memimpin perusahaannya sendiri. Pemimpin
yang mengepalai suatu unit dalam organisasi merupakan para manajer madya dan
manajer pertama (para penyelia = supervisor).
9.
Penyediaan sarana/perlengkapan.
Alat dan atau perlengkapan bukanlah harus baik, karena
mempunyai nilai atau harga yang tinggi. Tetapi yang diperlukan adalah alat yang
tepat dipakai, karena sesuai dengan corak pekerjaan.
10. Perwujudan program.
Program kerja dapat diartikan sebagai suatu rencana
kegiatan dari suatu organisasi yang terarah, terpadu dan tersistematis yang
dibuat untuk rentang waktu yang telah ditentukan oleh suatu organisasi. Program kerja ini akan
menjadi pegangan bagi organisasi dalam menjalankan rutinitas roda organisasi.
Program kerja juga digunakan sebagai sarana untuk mewujudkan cita cita
organisasi. Ada dua alasan pokok mengapa program kerja perlu disusun oleh suatu
organisasi :
1)
Efisiensi
organisasi
Dengan telah dibuatnya suatu program kerja oleh suatu
organisasi maka waktu yang dihabiskan oleh suatu organisasi untuk memikirkan
bentuk kegiatan apa saja yang akan dibuat tidak begitu banyak, sehingga waktu
yang lain bisa digunakan untuk mengimplementasikan program kerja yang telah
dibuat.
2)
Efektifitas
organisasi
Keefektifan Organisasi juga dapat dilihat dari sisi ini,
dimana dengan membuat program kerja oleh suatu organisasi maka selama itu telah
direncanakan sinkronisasi kegiatan organisasi antara bagian kepengurusan yang
satu dengan bagian kepengurusan yang lainnya
BAB
III. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat
disimpulkan bahwa sangat penting Pengorganisasian (Organizing) dalam manajemen.
Karena merupakan fungsi dari manajemen yang pasti ada dan sangat dibutuhkan,
maka peran pengorganisasin sangat penting dan sangat menentukan langkah
selanjutnya dalam manajemen.
Pengertian organisasi dapat
diartikan menjadi dua arti yaitu, dalam arti dinamis disebut pengorganisasian
dan dalam arti statis disebut organisasi.
Secara sederhana organisasi
memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama dan ada tujuan bersama.
Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetap saling kait
atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Pada dasarnya kegiatan
pengorganisasian sebagai proses dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) langkah
pokok yaitu pemerinci seluruh pekerjaan, pembagian beban pekerjaan dan pengadaan
dan pengembangan
Keberhasialan atau kegagalan
organisasi pasti berhubungn dengan peran para anggotanya. Suatu keberhasilan
dapat dicapai bila ada kerjasama yang baik antar para anggotanya. Sedangkan
kegagalan dapat disebabkan karena adanya factor internal pengorganisasian
tersebut yang bersifat negatif.
B.
Saran
Mengingat pentingnya
pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini diperhatikan dan dipahami
sebaik-baiknya. Setelah memahami pengorganisasian maka sebaiknya diterapkan
dalam aktual di lapangan. Dan untuk para pemimpin sebaiknya harus mengetahui
semua hal yang menyangkut tentang organisasi baik secara individu maupun
kelompok.
Agar suatu organisasi berhasil para
anggotanya harus saling bekerja sama dengan baik dan menjaga kebersamaan agar apabila terjadi masalah dapat diselesaikan
dengan baik-baik tanpa harus mengganggu proses organisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Arief, Bowo. 2008. Pengorganisasian.
Fakultas Ekonomi. Universitas Mercu Buana: Jakarta.
Hani, Handoko. 2003. Manajemen. Edisi
kedua. Cetakan kedelapan belas. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Kardaman. 1996. Pengantar
IlmuManajemen. Jakarta: Gramedia.
Purwanto, Yadi. 2001. Manajemen
Organisasi. Jakarta: PT. Cendikia Informatika.
https://hbis.wordpress.com/2010/01/12/langkah-langkah-pengorganisasian-oleh-a-fatah-munzali/
Alhamdulillah.....
BalasHapus