TARBIYAH2017, Mampu memimpin dalam situasi krisis ???. Krisis cukup akrab dalam kehidupan organisasi, yang jadi masalah adalah bagaimana menanganinya. Krisis berkepanjangan tanpa penanganan yang jelas tentu mengancam eksistensi organisasi.
Belajar dari sejarah, kita mengetahui banyak organisasi yang selamat dari krisis dan bahkan kemudian menjadi organisasi yang unggul, tetapi juga banyak yang tenggelam ditelan krisis. Yang perlu dicatat, organisasi-organisasi yang berhasil melewati masa sulit akibat krisis memiliki satu kesamaan, yakni dukungan kepemimpinan.
Ujian sesungguhnya bagi seorang pemimpin adalah saat terjadi krisis. Ia harus membuat keputusan yang sering kali menentukan hidup matinya organisasi. Kesalahan dalam membuat keputusan dapat berakibat fatal bagi organisasi. Sebaliknya, keputusan yang tepat akan mengentaskan organisasi dari krisis, serta dapat meningkatkan daya tahan dan daya saing organisasi di masa depan.
Sering kali seorang pemimpin yang berhasil justru dikenang karena kemampuannya mengatasi sebuah krisis. Oleh karenanya, seorang pemimpin harus memiliki keterampilan untuk menilai, memahami, dan menghadapi situasi sulit, terutama pada saat harus memiliki kemampuan mengelola krisis, yang biasanya terjadi secara tiba-tiba dan berkembang dalam waktu yang singkat.
Menurut Boin, Hart, dan Stern, kepemimpinan dalam krisis melibatkan lima tugas penting, yakni sense making, decision making, meaning making, terminating, dan learning. Sense making mencakup tindakan menilai situasi krisis. Decision making adalah tindakan pengambilan keputusan berikut pengimplementasiannya. Meaning making berarti tindakan memaknai krisis yang diikuti dengan komunikasi yang efektif. Terminating hanya mungkin dilakukan manakala pemimpin menangani krisis dengan penuh rasa tanggung jawab kepada para pemangku kepentingan. sedangkan learning adalah memanfaatkan krisis yang dihadapi sebagai sarana pembelajaran.
Bersambung............
Postingan
0 komentar:
Posting Komentar