SEJARAH MANAJEMEN
(Sejarah Perkembangan, Teori, dan Tokoh Manajemen)
Oleh: NURHAEDAH DAMAR
Mahasiswa STAI Al-Gazali Bone
Semester VIII PAI
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manajemen adalah cabang dari ilmu sosial. Semua ilmu dari
cabang ilmu sosial pasti mengalami perkembangan. Hal ini terjadi karena ilmu
sosial bersifat dinamis yaitu selalu mengikuti perkembangan zaman.
Ada pendapat yang menyatakan bahwa
hari ini tak kan ada tanpa ada masa lalu, maka dari itu apapun yang ada di
dunia ini pasti memiliki sejarah termasuk juga manajemen. Sebelum kita
mempelajari manajemen alangkah baiknya kita mempelajari sejarah perkembangan
manajemen agar kita lebih senang dalam mempelajari manajemen.
2.
Rumusan
Masalah
a. Apa
yang dimaksud manajemen?
b.
Bagaimana proses sejarah
manajemen?
c. Bagaimana
perkembangan awal manajemen?
d.
Apa Teori Manajemen
e.
Siapakah Tokoh-Tokoh Manajemen
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki
definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang
manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai
sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
B. Sejarah Manajemen
Beberapa ahli berpendapat awal mula
sejarah manajemen tidak mempunyai sejarah pra-modern,
dan hanya merupakan pertanda. Beberapa ahli yang lain mengemukakan bahwa sejak
dulu telah terdeteksi tindakan tindakan atau aktivitas yang mirip manajemen
pada masa pra modern akhir.
Piramida Mesir, salah satu contoh
adanya aktivitas yang paling tidak terdeteksi sebagai manajemen.
Piramida Mesir dibangun oleh ratusan ribu orang
dalam rentang waktu 20 tahun lamanya. Bisa dibayangkan jika piramida tersebut
dibangun tanpa ilmu manajemen, sulit rasanya untuk terealisasi. Dalam
pembangunan piramida tersebut telah dilakukan perencanaan, pengorganisasian
para pekerja dan bahan baku, memimpin serta mengarahkan para pekerja,
menegakkan pengendalian untuk menjamin semuanya berjalan dengan yang telah
direncanakan sebelumnya.
Beberapa
orang melihat sejarah manajemen (dengan definisi) sebagai konseptualisasi modern
yang terlambat (dalam hal modernitas yang terlambat). Dalam istilah tersebut
manajemen tidak memiliki sejarah pra-modern, hanya merupakan pertanda. Beberapa
orang lainnya, mendeteksi aktivitas mirip-manajemen di masa pra-modern akhir.
Perkembangan
pemikiran manajemen pada pedagang-pedagang Sumeria dan pembangun piramid Mesir
yaitu para pemilik budak selama berabad-abad menghadapi permasalahan
eksploitasi/memotivasi budak yang bergantung namun terkadang suka melawan
(memaksa otoritas), namun banyak perusahaan pra-industri dengan skala mereka
yang kecil, tidak merasa terdorong untuk menghadapi permasalahan manajemen
secara sistematis. namun, inovasi seperti penyebaran sistem angka Hindu-Arab
(abad ke-5 hingga ke-15) dan kodifikasi kesekretariatan entri ganda (1494)
menyediakan perangkat untuk penilaian, perencanaan dan kendali manajemen.
§ Abad 19
Bidang
pelajaran manajemen berkembang dari ekonomi
dalam abad 19.
Pelaku Ekonomi
klasik Adam Smith dan
John
Stuart Mill memberikan teori teori pengaturan sumber
daya, produksi
dan penetapan harga. Pada saat yang hampir bersamaan, penemu seperti Eli Whitney, James Watt,
dan Matthew
Boulton mengembangkan teknik produksi seperti Penetapan
standar, prosedur kontrol kualitas, akuntansi biaya, penukaran
bahan, dan perencanaan kerja.
Pada pertengahan abad 19, Robert Owen, Henry Poor,
dan M. Laughlin
dan lain-lain memperkenalkan elemen manusia dengan teori pelatihan, motivasi,
struktur organisasi dan kontrol pengembangan pekerja.
Pada akhir abad 19, Pelaku
ekonomi marginal Alfred
Marshall dan Leon Walras
dan lainnya memperkenalkan lapisan baru yang kompleks ke teori manajemen. Pada 1900an
manajer mencoba mengganti teori mereka secara keseleruhan berdasarkan sains.
§ Abad 20
Teori
pertama tentang manajemen yang lengkap muncul sekitar tahun 1920. Orang seperti Henry Fayol
dan Alexander
Church menjelaskan beberapa cabang dalam manajemen dan hubungan
satu sama lain.
Peter
Drucker menulis salah satu buku paling awal tentang manajemen
terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of the Corporation), diterbitkan
tahun 1946.
Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan
(chairman dari General
Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.
H.
Dodge, Ronald
Fisher, dan Thorton C Fry memperkenalkan teknik statistika ke
dalam manajemen. Pada tahun 1940an, Patrick Blackett mengkombinasikan teori
statistika dengan teori mikroekonomi
dan lahirlah ilmu riset
operasi. Riset operasi, sering dikenal dengan “Sains Manajemen”,
mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya
di bidang logistik
dan operasi.
Mendekati akhir abad 20,
manajemen terdiri dari beberapa bidang terpisah, termasuk:
- Manajemen Sumber daya manusia
- Manajemen operasi atau produksi
- Manajemen strategi
- Manajemen pemasaran
- Manajemen keuangan
- Manajemen informasi teknologi.
C. Sejarah Perkembangan Manajemen
Ahli
Manajemen Daniel Wren, membagi fase fase perkembangan ilmu manajemen kedalam
empat tahapan, mulai dari tahap pemikiran awal. era manajemen sains, fase
manusia sosial, serta era modern
1. Pemikiran Awal Manajemen
Ilmu Manajemen pada sebelum abad 20
terjadi 2 peristiwa yang cukup penting. Peristiwa pertama tahun 1776 saat Adam
Smith memunculkan doktrin ekonomi klasic "The Wealth
of Nation yang dalam buku yang ia terbitkan mengemukakan tentang keungulan
ekonois yang akan didapat oleh organisasi atas pembagian kerja. Pembagian kerja
atau division of labor ini oleh Adam Smith yaitu mengenai perincian pekerjaan
pekerjaan kepada tugas yang lebih spesifik serta berulang. Dengan meneliti
sebuah industri pabrik peniti sebagai penelitian, Adam Smith mengungkapkan bahwa
dengan 10 orang menjalankan tugas khusus perusahaan bisa memproduksi sekitar 48
ribu peniti dalam sehari, namun apabila tiap orang bekerja sendiri
menyelesaikan pada tiap tiap bagian dari pekerjaan, menghasilkan 10 peniti saja
sehari sudah sangat bagus. Adam Smith berkesimpulan bahwa suatu pembagian kerja
bisa meningkatkan tingkat produktifitas dengan :
a. Menghemat
waktu
- Menigkatkan keterampilan para pekerja
- Menciptakan mesin serta penemuan yang lain yang bisa menghemat tenaga kerja.
Peristiwa yang ke-2 adalah
terjadinya Revolusi Industri di Britania. Revolusi industri ini ditandai dengan
banyaknya penggunaan mesin yang mengantikan peran manusia yang kemudian
mengakibatkan perpindahan aktivitas produksi yang awalnya dari rumah kerumah
menuju tempat yang khusus untuk produksi yang kita kenal sebagai
"pabrik". Akibat kejadian ini membuat para manajer kala itu
memerlukan teori yang bisa membantu dalam meramalkan permintaan, kecukupan
bahan baku, memberikan tugas tugas untuk bawahan, mengarahkan aktivitas sehari
hari dan yang lainnya sehingga menyebabkan ilmu manajemen
kemudian mulai dikembangkan oleh ahli.
2. Perkembangan Awal Teori Manajemen
·
Ada dua tokoh manajemen ,yang
mengawali munculnya manajemen ilmiah, yang akan dibahas disini, yaitu: Robert
Owen dan Charles Babbage .
·
Robert Owen (
1771-1858)
·
Pada permulaan tahun 1800 an Robert Owen, seorang manajer beberapa
pabrik pemintalan kapas di New Lanark
Skotlandia. Menekankan penting unsur manusia dalam produksi. Dia membuat
perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti pengurangan hari kerja
standar,pembatasan anak-anak dibawah umur yang bekerja, membagun perumahan yang
lebih baik bagi karayawan dan mengoperasikan toko perusahaan yang menjual
barang barang dengan murah.
·
Table 1.1.: Sejarah
Perkembangan Teori Manajemen
Periode Waktu
|
Aliran Manajemen
|
Kontributor
|
1870-1930
|
Manajemen Ilmiah
|
Fedrick w taylor Frank dan Lilian Gilbreth Henry Gannt Harington Emerson
|
1900-1940
|
Teori
|
Henti Fayol Jame J Mooney
|
1930-1940
|
Hubungan manusiawi
|
Hawthorne Studies Eltion Mayo Fritz Roenhlisberger,
Hugo Monsterberg
|
1940- Sekarang
|
Manajemen Modern
|
Abrahm Maslow
Chris Argyris, Douglas Mcgregor, Edgar schien, David Mcclelend, Robert Blake
dan Jane Mauton , Ernest Dale, Peter Drucker dan sebagai nya, serta ahli-ahli
operation research(Management science)
|
·
Charles Babbage (1792-1871 )
·
Charles Babbge, seorang profesor matematika dari inggris,
mencurahkan banyak wktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih
efisien. Babbge adalah pengajur
pertama prinsip pembagian kerja melalui spesifikasinya.
3. Era Manajemen Sains
Manajemen Sains atau manajemen
ilmiah dipopulerkan oleh ahli manajemen Frederick Winslow Taylor yang ditulis
dalam bukunya yang berjudul "Principles of Scientific Management"
(1911). Taylor memaparkan manajemen sains sebagai penggunaan metode yang ilmiah
dalam menentukan cara terbaik untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Dalam
perkembangannya, manajemen juga didukung oleh berbagai pemikiran pemikiran yang
baru dari Henry Gantt dan Gilberth. Henry Gantt mengemukakan ide bahwa seorang
mandor seharusnya mampu untuk memberikan pendidikan kepada para pekerja atau
karyawan untuk lebih bersifat rajin dan kooperatif. Kemudian dia mendesain
sebuah grafik untuk berupaya membantu manajememen yang bisa dipergunakan dalam
merancang serta mengontrol pekerjaan yang kemudian diberinama Gantt Chart.
Sementara itu, Lillian Gilbreth dan Frank yang merupakan pasangan suami istri
menciptakan alat yang bisa mencatat gerakan yang dalakukan oleh pekerja serta
lama waktu yang mereka habiskan dalam sgerakan tersebut. Alat ini dipergunakan
untuk mewujudkan sistem produksi yang efisien yang disebut sebagai
"micromotion"
Era
manajemen sains juga diramaikan oleh teori administratif, yaitu teori tentang
hal apa yang harus dilakukan oleh manajer serta bagaimana membentuk sebuah
praktek manajemen yang baik. Henry Fayol, seorang industriawan yang berasal
dari Prancis mengemukakan gagasan tentang Lima fungsi manajemen yang utama.
- Merancang
- Mengorganisasi
- Memerintah
- Mengkoordinasikan
- Mengendalikan
Gagasan
fungsi manajemen menurut henry fayol ini kemudian dipergunakan sebagai kerangka
kerja dalam buku ajar ilmu manajemen pada tahun 1950 dan terus berkembang
sampai saat ini.
Pada era ini, Max
Weber, seorang ahli sosiologi asal Jerman mengambarkan sebuah tipe ideal bagi
organisasi yang disebut dengan birokrasi. bentuk oraganisasi yang bercirikan
dengan pembagian kerja, hirarki yang didefinisikan secara jelas, peratran serta
kettapan yang sangat rinci, dan sejumlah hubungan impersonal. Namun begitu, Max
Weber sadar bahwa birokrasi yang ideal tidaklah ada dalam realita. Max Weber
bermaksud menggambarkan tipe organisasi itu dengan menjadikan landasan dalam
berteori mengenai bagaimana pekerjaan bisa dijalankan dalam kelompok yang
besar. Teori tersebut telah menjadi contoh bagi banyak organisasi besar pada
masa sekarang.
Pada tahun 1940 an,
Patrick Blackett menelurkan ilmu tentang riset operasi yang merupakan ilmu
kombinasi dari mikroekonomi dan teori statistika. Riset operasi ini lebih
familiar dikenal dengan 'manajemen sains' dengan mencoba pendekatan ilmiah
dalam menyelesaikan masalah yang ada pada manajemen khususnya dibidang operasi
danllogistik. Tahun 1946, Peter F Drucker menerbitkan buku mengenai manajemen
terapan. "Concept of the Corporation". Buku ini menugaskan penelitian
mengenai organisasi.
4. Era Manusia Sosial
Pada akhir era manajemen sains
ditandai dengan adanya madzab perilaku dalam pemikiran tentang manajemen.
mahzab ini tidak memperoleh pengakuan luas hingga tahun 1930-an. yang menjadi
katalis utama atas kelahiran mahzab ini adalah studi penelitian yang dikenal
dengan eksperimen Hawthrone. Eksperimen ini dilaksanakan pada tahun 1920 an
hingga 1930 an yang bertempat di Pabrik Hawthrone yang dimiliki Western
Electric Company. Pada awalnya, kajian ini hanya bertujuan untuk mempelajari
pengaruh penerangan lampu terhadap produktifitas kerja. Dan hasil kajiannya
mengindikasikan insentif semisal jabatan, lama jam kerja, upah, periode
istirahat memiliki pengaruh yang sedikit terhadap output para pekerja
dibandingkan tekanan kelompok, rasa aman dan penerimaan kelompok. Peneliti
kemudian menyimpulkan bahwa norma sosial atau standar kelompok adalah penentu
yang utama perilaku kerja tiap individu.
Ahli
lainnya. Mary Parker Follet menerbitkan bukunya yang berjudul "Creative
Experience" - 1924 berisikan suatu filosofi bisnis yang lebih mengutamakan
integrasi sebagai suatu cara dalam mengurani konflik tanpa dominasi ataupun
kompromi. Follet berpendapat bahwa tugas pemimpin adalah menentukan tujuan
sasaran organisan serta mengintegrasikannya dengan tujuan kelompok dan tujuan
individu, organisasi harus berdasarkan pada etika kelompok daripada
individualisme, Jadi dengan demikian para manajer dan karyawan harusnya
menjadikan mereka sebagai mitra, bukan sebagai lawan.
Buku
"The Functions of the Executive" yang diterbitkan pada tahun 1938
oleh Chester Barnard menggambarkan teori tentang organisasi dalam upayanya
merangsang orang lain untuk memeriksa sifat sistem koperasi. Menelaah perbedaan
antara motif pribadi dengan organisasi, Barnard kemudian menjelaskan dikotomi
"efektif - efisien". Efektivitas menurut Barnard saling berkaitan
dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi merupakan sejauh mana motif motif para
individu bisa terpuaskan. Barnard memandang organisasi formal sebagai suatu
sistem yang terpadu yang menjadikan kerjasama, tujuan, dan kominikasi sebagai
elemen yang universal, sementara itu pada organisasi yang bersifat informal,
kekompakan, komuniasi serta pemeliharaan perasaan harga diri sangat diutamakan.
Barnard juga mengembankan teori "penerimaan otoritas" yang
berlandaskan pada gagasan ide bahwa atasan hanya mempunyai wewenang jika
bawahannya menerima otoritas.
5. Era Modern
Dalam Era modern manajemen ditandai
dengan munculnya konsep manajemen kwalitas total pada abad ke 20 yang kenalkan
oleh ahli manajemen W. Edwards Deming dan Joseph Juran. Deming yang di Jepang
dianggap sebagai Bapak Kontrol Kwalitas mengemukakan bahwa mayoritas
permasalahan dalam hal kualitas bukanlah berasal dari kesalan para pekerja,
tetapi pada sistemnya. Dia menekankan akan pentingnya peningkatan kualitas
dengan menyusun teori lima langkah reaksi berantai. Apabila kualitas bisa
ditingkatkan maka:
- Berkurangnya biaya karena biaya untuk perbaikan berkurang, kesalahan yang sedikit, minim terjadi penundaan serta pemanfaatan yang jauh lebih baik atas waktu serta material
- Produktifitas meningkat
- Pangsa pasar yang meningkat dikarenakan peningkatan terhadap kualitas serta penurunan harga
- Keuntungan meningkat sehingga bisa perusahaan bisa bertahan
- Jumlah pekerjaan bertambah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
·
Atas dasar uraian makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa
pada dasarnya manajemen dapat didefinisikan sebagai sebagai bekerja dengan
orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan
organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian
(staffing), pengarahan dan kepimimpinan (leading) dan pengawasan (controlling).
Adanya berbagai aliran manajemen di antaranya teori manajemen klasik, manajemen
ilmiah, teori organisasi klasik, aliran hubungan manusiawi, dan aliran
manajemen modern.
B. Saran
Akhirnya makalah yang berjudul
“Sejarah atau Perkembangan Teori Manajemen dapat penulis selesaikan. Penulis
menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis berharap saran dari berbagai pihak.
Dari pihak dosen, penulis
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah.Untuk para mahasiswa, penulis
mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai pelengkap
belajar. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran demi hasil makalah yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
·
http://SejarahmanajemenALLMANAGEMENTINSIGHTCATATANPERKULIAHAN.com
0 komentar:
Posting Komentar