PERENCANAAN
(Defenisi, Tujuan, Manfaat, Proses, Pendekatan dalam Perencanaan)
Mata Kuliah: Ilmu Manajemen
Oleh: Erniyanti
Mahasiswa STAI Al-Gazali Bone
Semester VIII PAI
BAB I
PENDAHULUAN
1)
Latar Belakang
Setiap organisasi perlu melakukan
suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan
produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru,
maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan(planning) merupakan
proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana
cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-proses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi
dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar
manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan
diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun
kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi
manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling
penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan
eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan
harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya
dengan firasat (dugaan).
Pokok pembahasan
pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan
dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah
pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam manajemen, perencanaan adalah
proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan
itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan fungsi-fungsi lain seperti pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tidak akan dapat berjalan.
2) Rumusan
Masalah
Dari
uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
1)
Apa pengertian perencanaan ?
2)
Apa Jenis-jenis tujuan ?
3)
Apa Manfaat Perencanaan ?
4)
Bagaimana Proses Perencanaan ?
5)
Bagaimana Pendekatan Perencanaan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Perencanaan
Perencanaan secara garis besar diartikan
sebagai proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk
mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana aktivitas kerja organisasi.
Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when),
dimana (where), mengapa(why), dan bagaimana (how).
Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan
dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan,
kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program yang dilakukan.
Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal. Rencana informal
adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota
suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus
dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal
adalah merupakan bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus
mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi
kesalahpahaman dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Dalam sebuah perencanaan terdapat
unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam
pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan. Unsur pertama adalah
tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya tindakan tersebut harus
dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut dilakukan, keempat kapan tindakan
tersebut dilakukan, kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan
yang terakhir bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
Dalam sebuah perencanaan juga perlu
memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat rencana yang baik yakni :
1. Pemakaian kata-kata yang sederhana
dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang menerima sehingga penafsiran yang
berbeda-berbeda dapat ditiadakan.
2. Fleksibel, suatu rencana harus dapat
menyesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya bila ada perubahan maka tidak semua
rencana diubah dimungkinkan diadakan penyesuaian-penyesuaian saja. Sifatnya
tidak kaku harus begini dan begitu walaupun keadaan lain dari yang
direncanakan.
3. Stabilitas, tidak perlu setiap kali
rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga stabilitasnya setiap harus ada
dalam pertimbangan.
Ada dalam perimbangan berarti bahwa
pemberian waktu dan faktor-faktor produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan
kebutuhan.Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi
fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
B.
Jenis-Jenis Tujuan
Tujuan
yang dinyatakan adalah pernyataan resmi tentang apa yang dikatakan organisasi
dsn yang ingin diyakini para pemangku kepentiingan tentang tujuannya.
Tujuan
riil adalah tujuan yang secara aktual dikejar oleh organisasi,seperti yang di
definisikan oleh tindakan para anggotanya.
a. Perbedaan Tujuan Dan Rencana
Perencanaan
sering disebut fungsi manajemen yang utama karena menentukan dasar untuk semua
hal lainnya yang dilakukan para manajer ketika mengelola,memimpin,dan
mengendalikan.perencanaan melibatkan dua aspek penting yaitu,tujuan dan
rencana.
Tujuan adalah hasil yang diingankan
atau target.hal itu memandu keputusan manajemen dan
membentuk kriteria terhadap hasil kerja yang diukur.karena itulah tujuan sering
disebut dasar perencanaan. Sedangkan, rencana adalah dokumen yang menentukan
kerangka bagaimana tujuan itu akan terpenuhi.
b. Bentuk -
Bentuk Perencanaan
Seperti telah diuraikan di muka bahwa perencanaan ditetapkan
sekarang dan dilaksanakan serta digunakan untuk waktu yang akan datang. Dengan
mendasarkan diri kepada pengertian ini, maka perencanaan memiliki bentuk-bentuk
sebagai berikut :
1. Tujuan (Objective), merupakan suatu
sasaran dimana kegiatan itu diarahkan dan diusahakan untuk sedapat mungkin
dicapai dalam jangka waktu tertentu. Semua orang harus mengetahui tujuan dalam
organisasi yang hendak dicapainya, agar kegiatan-kegiatan yang dilakukannya
tidak saling bertentangan. Cara yang mereka tempuh dapat berbeda-beda sesuai
dengan pembagian tugas masing-masing orang.
2. Kebijaksanaan (Policy), adalah suatu
pernyataan atau pengertian untuk menyalurkan pikiran dalam mengambil keputusan
terhadap tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. Karena kebijaksanaan ini
biasanya tidak tertulis, maka sering kali sulit untuk dipahami oleh para bawahan.
3. Strategi, merupakan tindakan
penyesuaian dari rencana yang telah dibuat. Perlu diadakan penyesuaian ini
disebabkan oleh adanya berbagai macam reaksi. Oleh karena itu dalam membuat
strategi haruslah memperhatikan beberapa faktor seperti ketepatan waktu,
ketepatan tindakan yang akan dilakukan dan lain sebagainya.
4. Prosedur, merupakan rangkaian
tindakan yang akan dilaksanakan untuk waktu mendatang. Jadi, prosedur ini lebih
menitik beratkan pada suatu tindakan. Adanya prosedur akan lebih memudahkan
pelaksanaan semua aktivitas dalam organisasi.
5. Aturan (Rule), adalah suatu tindakan
yang spesifik yang merupakan bagian dari prosedur. Aturan-aturan yang saling
berkaitan dapat dikelompokkan menjadi satu golongan, disebut prosedur.
6. Program, merupakan campuran antara
kebijaksanaan, prosedur, aturan dan pemberian tugas yang disertai dengan suatu
anggaran (budget), semuanya ini akan menciptakan adanya tindakan. Dalam
organisasi biasanya program dibuat dua macam, yakni program umum dan program
khusus. Program umum meliputi seluruh organisasi, sedangkan program khusus
hanya mencakup kegiatan-kegiatan dari masing-masing bagian yang ada dalam
organisasi tersebut.
C.
Manfaat Perencanaan
Dibandingkan dengan fungsi-fungsi
yang lain, perencanaan sangat penting sebab merupakan fungsi dasar bagi
fungsi-fungsi tersebut. Adapun kegunaan dari pada perencanaan adalah :
1. Mengurangi ketidakpastian serta
perubahan pada waktu mendatang.Waktu yang akan datang bersifat tidak statis,
akan tetapi selalu bersifat dinamis dan berubah-ubah, oleh karena itu
diperlukan adanya perencanaan. Sebelum melakukan sesuatu untuk waktu yang akan
datang, lebih dulu dibuat suatu pedoman atau dasar atau standard dimana
standard ini dapat dipakai sebagai ukuran. Walaupun demikian sering terjadi
bahwa kejadian-kejadian di masa mendatang kurang sesuai atau timbul
penyimpangan dari rencana semula. Dalam hal ini, yang penting adalah memilih
suatu cara yang dianggap paling tepat untuk mencapai tujuan.
2. Mengarahkan Perhatian Pada Tujuan, Perencanaan dibuat untuk digunakan
sebagai penentu arah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan
demikian jelaslah bahwa perencanaan mempunyai fungsi untuk mengarahkan
perhatian kepada tujuan tersebut. Perencanaan yang baik akan memberikan arah dari
masing-masing bagian dalam organisasi menuju kepada satu sasaran/tujuan yang
telah ditetapkan.
3. Memperingan Biaya, Dengan adanya perencanaan
memungkinkan diadakan penghematan ongkos-ongkos, sebab semua kegiatan dapat
dilakukan secara efisien dan efektif.
4.
Merupakan Sarana Untuk Mengadakan Pengawasan, Hasil kerja yang telah dicapai oleh
seseorang sulit untuk diukur keefektifannya tanpa adanya perencanaan. Seperti
telah di uraikan di muka, bahwa pengawasan dilakukan dengan membandingkan apa
yang telah dilakukan dengan apa yang telah direncanakan
·
Maanfaat perencanaan
Salah satu
maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan
untuk meningkatkan kemungkinan pencapain tujuan tujuan di waktu yang akan
datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusn yang lebih baik. Oleh
karena itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan
kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi
lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada dua
alasan dasar perlunya perencanaan :
Ø Untuk mencapai “protective benefits” yang
dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan
keputusan.
Ø Untuk mencapai “positive benefits” dalam
bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Beberapa
manfaat perencanaan adalah :
a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahanperubahan lingkungan
b. Memungkinkan manajer memahami
keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
c. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
d. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
e. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai
bagian organisasi
f. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah
dipahami
g. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
h. Menghemat waktu, usaha, dan dana.
D.
Proses Perencanaan
Sebelum para manajer dapat
mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus
membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada
tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan
mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan
perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat pada
tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai
kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada
umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanannya jauh ke masa depan dan
pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang
lebih rendah merencanakan terutama untuk sub unit mereka sendiri dan untuk
jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam
tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi
dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan
berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang
daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu
mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun
perencanaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para manajer untuk mengerti
peranan perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999)
kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian
tujuan.
2. Merumuskan keadaan saat ini.
4. Mengembangkan rencana atau
serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
E. Pendekatan dalam
perencanaan
Pendekatan dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Sedangkan
Planning (Perencanaan) adalah proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi,
dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan. Dari pengertian diatas
dapat diketahui bahwa sebuah planning atau perencanaan adalah merupakan proses
menuju tercapainya tujuan tertentu. Atau dalam istilah lain merupakan persiapan
yang terarah dan sistematis agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Perencanaan adalah titik tolak atau sudut
pandang kita dalam proses penetapan tujuan. Agar tujuan dapat dicapai secara
efektif dan efisien.
a.
Macam-macam
Pendekatan Perencanaan
1)
Sinoptik Komprehensif (Rational comprehensive)
Perencanaan
Sinoptik disebut pula perencanaan sistem, pendekatan rasional sistem,
pendekatan rasional komprehensif. Merupakan pendekatan perencanaan yang pada
mulanya sangat dominan digunakan, yang menggunakan model berfikir sistem dalam
perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang
bulat, dengan satu tujuan yang disebut visi. Synoptic planning melihat
permasalahan yang ada dari sudut pandang sistem.
·
Elemen yang tercakup dalam pendekatan ini,
secara umum dijabarkan ke dalam :
a) Penentuan tujuan
b) Identifikasi alternatif kebijakan
c) Evaluasi rata dengan hasil akhir
d) Implementasi kebijakan
·
Kemudian dirumuskan ke dalam langkah-langkah perencanaan
yang meliputi
a) Pengenalan masalah
b) Mengestimasi ruang lingkup problem
c) Mengklasifikasi kemungkinan
penyelesaian
d) Menginvestigasi problem
e) Memprediksi alternative
f) Mengevaluasi kemajuan atas
penyelesaian spesifik.
·
Keunggulannya adalah :
a) Pada kesederhanaan dalam metode yang
digunakan dan sangat sesuai untuk memecahkan permasalahan yang bersifat umum.
b) Perencanaan model ini bersifat
”keahlian”. Karena itu, seorang perencana dituntut memahami perencanaan baik
dari sisi teknis maupun filosopis.
c) Pada umumnya, perencanaan
model ini dilakukan bersifat perorangan, namun tidak menutup kemungkinan
bersifat kolektif atau kelompok dengan asumsi kepentingan individu menyesuaikan
kepentingan kelompok.
d) Karakter dasar perencanaan bersifat
komprehensif (menyeluruh), yakni mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, budaya
dan lingkungan, sehingga semua masalah ingin coba diselesaikan.
·
Kelemahan dalam perencanaan model ini adalah :
a)
Biasanya kurang dapat memperhitungkan sumber daya yang
tersedia, karena berasumsi bahwa sumber daya dapat dicari dan diusahakan.
b)
Pembuat keputusan dipegang para ahli/perencana, sedangkan
masyarakat hanya diberikan sedikit peran, biasanya hanya dalam bentuk public
hearing yang sifatnya serimonial.
3) Disjointed Inkremental
Didasarkan
pada kemampuan institusi dan kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi dan
tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi perencanaan ini menekankan perencanaan
dalam jangka pendek saja. Yang dimaksud dengan desentralisasi pada teori ini
adalah si perencana dalam merencanakan objek tertentu dalam lembaga pendidikan,
selalu mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan.
·
Keunggulannya adalah :
Model
perencanaan incremental banyak digunakan saat ini karena tidak memerlukan
banyak informasi data dan dapat dengan cepat dalam pengambilan keputusan. Model
perencanaan incremental lebih kepada pendekatan yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman
perencana dan memiliki porsi rasionalitas yang lebih kecil dibandingkan
pendekatan sebelumnya.
·
Sedangkan kelemahan perencanaan inkremental adalah :
a. perencanaan inkremental adalah
asumsinya bahwa kondisi masyarakat adalah pluralis yang terdiri dari
kelompok-kelompok kecil. Pengkritik paham incremental memperdebatkan bahwa
masyarakat didominasi oleh kelompok-kelompok tertentu yang melakukan kompetisi
tidak adil dan tidak demokratis. Dalam hal ini nantinya kelompok masyarakat
pemenang saja yang terwakili dalam perencanaan.
b. Pendekatan inkremental tanpa
mendasarkan pada efektivitas belanja setiap kegiatan yang dilaksanakan sehingga
kegiatan bersifat monoton dan banyak dijumpai penggunaan anggaran yang tidak
relevan.
Perkembangan dewasa ini banyak
aktivitas perencanaan dengan menggunakan model inkrementalis. Contoh dari
perencanaan model inkremental adalah dalam penentuan plafon belanja kota/daerah
dengan mengestimasi bahwa kenaikan anggaran belanja berkisar 10 persen pada
tahun perhitungan, hal ini mendasarkan pada realisasi anggaran pada tahun
sebelumnya dengan menyesuaikan besarnya inflasi dan jumlah penduduk.
6) Transaktif/Pembelajaran Sosial
Transactive
planning merupakan pendekatan yang difokuskan pada pengalaman masyarakat dalam
mengungkapkan permasalahan kebijakan. Pendekatan ini merupakan evolusi
institusi desentralisasi dalam membantu masyarakat mengendalikan proses sosial
yang mengatur kesejahteraannya. Menekankan pada harkat individu yang menjunjung
tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi
yang transactive yaitu berkembang dari individu ke individu secara keseluruhan.
Ini berarti penganutnya juga menekankan pengembangan individu dalam kemampuan
mengadakan perencanaan.
·
Keunggulannya adalah :
Pendekatan
transactive lebih pada pengembangan individu dan organisasi diberi penekanan
lebih, bukan hanya berupa pencapaian tujuan yang bersifat spesifik. Proses
dialog antarindividu dan antarlembaga dalam pendekatan ini lebih diutamakan, sementara
perencana berperan sebagai mediator. Hal itu berlawanan dengan pendekatan
incremental yang lebih melekat pada pemikiran ekonomis masing-masing
kepentingan individu.
·
Sedangkan kelemahannya adalah:
Pendekatan
transaktif merupakan pendekatan yang tidak efisien dalam mengakomodasi
kebutuhan kelompok marginal, partisipasi biaya tinggi dan dalam beberapa kasus
masyarakat belum siap dalam rencana jangka panjang.
b.
Persamaan
dan Perbedaan Pendekatan Perencanaan
Dapat
disimpulkan bahwa teori-teori tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan.
Persamaannya adalah :
a) Mempunyai tujuan yang sama yaitu
pemecahan masalah
b) Mempunyai obyek perencanaan yang
sama yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.
c) Mempunyai beberapa persyaratan data,
keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi internal walaupun dalam
penggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.
d) Mempertimbangkan dan menggunakan
sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan
·
Sedangkan Perbedaannya adalah :
a) Perencanaan sinoptik lebih mempunyai
pendekatan komprehensif dalam pemecahan masalah dibandingkan perencanaan yang
lain, dengan lebih mengedepankan aspek-aspek metodologi, data dan sangat memuja
angka atau dapat dikatakan komprehensif rasional. Hal ini yang sangat minim
digunakan dalam 4 pendekatan perencanaan yang lain.
b) Perencanaan incremental lebih
mempertimbangkan peran lembaga pemerintah dan sangat bertentangan dengan
perencanaan advokasi yang cenderung anti kemapanan dan perencanaan radikal yang
juga cenderung revolusioner.
c) Perencanaan transactive
mengedepankan faktor – faktor perseorangan / individu melalui proses tatap muka
dalam salah satu metode yang digunakan, perencanaan ini kurang komprehensif dan
sangat parsial dan kurang sejalan dengan perencanaan Sinoptik dan Incremental yang
lebih komprehensif.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Perencanaan merupakan tahapan paling
penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan
eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus
lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya
dengan firasat (dugaan).
Dalam perencanaan terdiri dari
macam-macam perencanaan, yaitu perencanaan organisasi dan perencanaan
kontijensi. Perencanaan organisasi terbagi menjadi 3 yaitu perencanaan
strategis, taktis dan operasional. Adapun kerangka waktu dalam perencanaan
organisasi yaitu sebagai berikut : rencana jangka panjang, jangkah menengah,
dan jangka pendek.
Suatu perencanaan juga terdapat
berbagai hambatan dalam penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara lain tujuan
yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap
perubahan dan keterbatasan.
Perencanaan sangat dikaitkan dengan
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan tidaklah mudah dibutuhkan berbagai
alasan-alasan yang bisa menentukan keputusan tersebut. Dalam merencanakan suatu
keputusan semua harus berorientasi kearah yang bisa menguntungkan satu sama
lain dan harus melihat kekurangan-kekurangan yang akan putuskan.
2. Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam
berbagai bentuk organisasi menggunakan proses dasar manajemen berupa
perencanaan.
Dalam sebuah prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana
yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar